1. 1. Siapa diri saya?

Saya adalah seorang yang ingin selalu menikmati hidup lebih dari orang lain. Saya hanya bisa bernapas dalam lingkungan yang mendukung saya untuk berjalan, berdiri tegap, lantang berbicara, dan menunjukkan siapa saya.  Saya benci rutinitas dan keteraturan karena saya senantiasa melakukan perubahan pada diri saya. Namun, pada suatu waktu saya pun merasa perlu adanya keteraturan itu sendiri, meskipun entah bagaimana mewujudkannya.

Saya adalah pribadi yang easy going sekaligus moody. Jika saya sedang dalam mood ceria, saya bisa melakukan apapun yang terbaik, apapun yang saya suka, saya bisa menjadi orang paling menyenangkan yang kalian temui, atau orang paling baik yang kalian hadapi. Tapi jika mood saya sedang tidak baik, sebaliknya. Jangan harap saya akan muncul ke permukaan. Malah mungkin, mood saya bisa menular ke kalian dan membuat aura di sekeliling saya mengelam.

Saya ingin selalu menjadi pemimpin. Mengatur orang lain sesuai jalan pikiran saya. Tapi untuk sementara waktu ini, bahkan mengendalikan pikiran, obsesi, ideos, dan mindset saja, saya masih kewalahan. Jadi, segala hal tentang pemimpin itu… tidak akan pernah saya paksakan. Lebih baik menjadi pemimpin alami daripada menjadi seorang yang disebut pemimpin tapi hanya simbolisasi saja.

Saya seorang yang sangat tertutup dan mudah mencampakan perasaan saya sendiri. Sehingga terkadang saya melewatkan sesuatu yang bisa saja sangat berharga bagi hidup saya dan baru menyadarinya setelah semuanya selesai. Tapi sekarang,saya sedang mencoba berubah untuk menjadi pribadi yang lebih terbuka, saya sedang mencoba untuk mempercayai orang lain untuk menceritakan apa yang ada di  dalam hati saya sekarang dan … nyatanya… itu bukan hal yang buruk untuk dicoba.

  1. 2. Apa tujuan hidup saya?

Tujuan hidup saya adalah… mati dengan bahagia. Maksudnya adalah mati dengan tidak sia-sia. Saya ingin mendapatkan arti hidup yang sebenarnya, dengan menikmati hidup itu sendiri. Berpetualang, berteman, berceloteh, berfilsuf, belajar, menyanyi, bercanda, berbagi, dan masih banyak lagi hal yang ingin saya lakukan untuk mencapai tujuan hidup itu sendiri. Dan secara riil yang mungkin bisa membuat saya mati dengan bahagia adalah :

  1. Sukses secara materi agar dapat meng-hajikan kedua orang tua saya serta membantu mereka membiayai pendidikan adik-adik saya.
  2. Sukses secara rohani agar dapat membimbing diri pribadi dalam memilih jalan hidup, memilih pasangan hidup, mendidik anak-anak saya nanti, menyelamatkan diri untuk akherat, dan menjadi tokoh yang bermanfaat pada setiap jejak yang saya lalui. Sekali lagi, seorang tokoh tidaklah selalu mereka yang bermain di atas panggung, tapi juga termasuk mereka yang menata sorot lampu, mereka yang mengarahkan aksi panggung, dan atau mereka yang menyiapkan panggung itu sendiri.
  3. Sukses secara jasmani agar dapat mati dalam kondisi wajar.
  4. 3. Apa hal yang paling bermakna dalam hidup saya?

Hal yang paling bermakna bagi hidup saya adalah bahwa saya diberi sebuah keberuntungan dimana saya bisa berpikir logis secara humoris. Saya diberi keberuntungan untuk bisa menulis, berbicara, melihat, merasakan, dan mendengar. Satu lagi… bisa bernapas.

Karena tanpa bisa menulis, saya tidak mungkin menghabiskan banyak waktu di depan kompi atau di depan buku untuk mencurahkan semua perasaan saya dan lebih memilih memendamnya sampai overload dan meledak dengan sendirinya seperti gundukan sampah di tempat pembuangan akhir yang kelak suatu saat bisa meledak kapan saja karena reaksi-reaksi kimia yang telah tertimbun penat di dalamnya.

Karena, tanpa bisa berbicara, saya tidak akan bisa menjadi seorang pendidik yang baik. Tidak akan bisa menyampaikan cerita-cerita sarat motivasi dan filosofi, tidak akan bisa menyampaikan pengalaman-pengalaman pahit manis yang pernah saya lalui untuk pembelajaran murid-murid saya nanti.

Merasakan. Ya. Saya hanyalah batu berjalan jika tidak bisa merasakan apapun. Merasakan sedih, senang, marah, cinta, cemburu, menggebu-gebu, semangat, minat, curiga, khawatir, puas, kecewa, ya… bukankah manusia paling bahagialah yang bisa merasakan itu semua? Merasakan semua jenis perasaan yang disediakan Tuhan di dunia. Jadi, apalah arti diri saya tanpa kemampuan untuk dapat merasakan hal-hal tersebut di atas. Saya mungkin akan sedingin es atau sekeras intan berlian.

Mendengar. Ya. Bukankah mendengar adalah hal yang amat besar maknanya pula? Tanpa kemampuan itu, saya tidak mungkin dapat mendengar keluh kesah dan pendapat orang lain. Saya tidak akan pernah mendengar bentakan, teriakan, caci maki, hujatan, atau pujian, sanjungan, dorongan, motivasi, bisikan, dan banyak hal lain. Saya tidak akan pernah bisa mengetahui kritik dan saran dari orang lain tentang bagaimana saya berbicara, bagaimana saya berpakaian, bagaimana saya mengatur sebuah acara, bagaimana saya salah dalam mengetik sebuah proposal dan sebagainya. Mendengarkan adalah salah satu jalan terbaik untuk mengoreksi diri dan mengerti situasi yang sedang dirasakan orang lain baik tentang diri kita maupun keberadaan orang lain di sekitar kita.

Satu lagi. Bernapas. Hal ini mungkin landasan dari segala hal yang paling bermakna dalam hidup saya. Karena tanpa dapat bernapas, saya tidak akan bisa menulis, berbicara, mendengarkan, dan melihat. Karena tanpa diberikan keberuntungan untuk bernapas, mungkin bukan hanya hidup saya yang tidak berarti, tapi nama saya juga tidak akan pernah muncul di dunia ini.

  1. 4. Apa yang bisa saya miliki dan berikan pada orang tercinta?

Yang bisa saya miliki dan berikan pada orang tercinta adalah … cinta itu sendiri. Tanpa harus panjang lebar menjelaskannya, cinta memiliki arti yang terlalu dalam dan subjektif bagi semua orang.  Ya. Dan cinta memiliki relasi integralisasi dengan kesetiaan yang nantinya dapat kita tarik garis ujung pada kebahagiaan. Selesai.

  1. 5. Apa kelebihan dan kekurangan saya?

Kelebihan saya:

–          Humoris

–          Kebetulan cukup bisa menulis

–          Bisa berbicara di depan umum, dengan tanpa terlalu banyak membuang waktu untuk mengatasi nervous

–          Bisa turun snapling dengan bagus dan rapling dengan gaya kepala di bawah

–          Kata orang, dan  sedikit saya akui juga, saya memiliki jiwa seni yang lumayan

–          Kritis

–          Idealis

–          Perfeksionis

–          Berani, termasuk berani berkemah sendiri di tengah hutan dengan hanya berbekal mantel untuk membuat bivak dan sleeping bag, serta sebuah pisau lapangan

–          Imajinatif

–          Inovatif

–          Kreatif, selalu punya banyak cara meskipun kadang menemukan cara yang sama sekali tidak bermanfaat

–          Mempertimbangkan segala sesuatu secara rinci

–          Berpikir dewasa dan sistematis

Kekurangan saya:

–          Selalu mengalami kesulitan dalam menghitung uang

–          Lemah terhadap sesuatu yang terlalu rumit

–          Moody

–          Tidak mudah mengerti perasaan orang lain

–          Terlalu mudah menyimpulkan

–          Ceroboh

–          Pelupa

–          Otoriter

–          Tidak mudah percaya pada orang lain

–          Mengutamakan negative thingking di atas segalanya

–          Egosentris

–          Cerewet

–          Kadang mengatakan hal-hal yang amat menyinggung tapi tidak menyadarinya

–          Boros

–          Mudah berubah pikiran

–          Nyaris selalu melawan atau bertentangan dengan pemimpin

–          Masih belum bisa menulis nota dinas dengan baik

–          Terpancang pada masa lalu

–          Sering bertengkar dengan orang tua untuk hal-hal sepele

  1. 6. Apa yang ingin dan akan saya lakukan?

Idem dengan tujuan hidup saya lah.

  1. 7. Bagaimana komitmen saya untuk mewujudkan keingingan dan rencana tindakan?

Komitmen? Sederhana saja, yakni… jadilah diri sendiri. Enough! Tidak ada komitmen yang bertele-tele di sini.

 

Cobalah jawab pertanyaan2 di atas untuk diri kalian. Siapa tahu dari jawaban itulah, kalian dapat menemukan refleksi yang kelak dapat bermanfaat. Jujurlah serta apa adanya, tidak akan ada yang menyalahkan atau memuji jawaban Anda. Hanya Anda… ya… Hanya Anda yang dapat menjawabnya dengan tepat.

Refleksi ini sangat berguna ketika Anda ingin menentukan suatu pilihan atau menghadapi suatu permasalahan idealisme.